Jumat, 29 Juni 2012
Minggu, 17 Juni 2012
Kalium Bikromat
BAB I
PENDAHULUAN
Kalium
Sejarah
(Inggris, potasium; Latin, kalium, Arab, qali, alkali). Ditemukan oleh Davy pada tahun 1807, yang mendapatkannya dari caustic potash (KOH). Ini logam pertama yang diisolasi melalui elektrolisis. Dalam bahasa Inggris, unsur ini disebut potassium.
(Inggris, potasium; Latin, kalium, Arab, qali, alkali). Ditemukan oleh Davy pada tahun 1807, yang mendapatkannya dari caustic potash (KOH). Ini logam pertama yang diisolasi melalui elektrolisis. Dalam bahasa Inggris, unsur ini disebut potassium.
Sumber
Logam ini merupakan logam ketujuh paling banyak dan terkandung sebanyak 2.4% (berat) di dalam kerak bumi. Kebanyakan mineral kalium tidak terlarut dalam air dan unsur kalium sangat sulit diambil dari mineral-mineral tersebut.
Logam ini merupakan logam ketujuh paling banyak dan terkandung sebanyak 2.4% (berat) di dalam kerak bumi. Kebanyakan mineral kalium tidak terlarut dalam air dan unsur kalium sangat sulit diambil dari mineral-mineral tersebut.
Mineral-mineral
tertentu, seperti sylvite, carnalite, langbeinite, dan polyhalite
ditemukan di danau purba dan dasar laut yang membentuk deposit dimana kalium
dan garam-garamnya dengan mudah dapat diambil. Kalium ditambang di Jerman,
negara bagian-negara bagian New Mexico, California, dan Utah. Deposit besar
yang ditemukan pada kedalaman 3000 kaki di Saskatchewan, Kanada diharapkan
menjadi tambang penting di tahun-tahun depan.
Kalium juga
ditemukan di samudra, tetapi dalam jumlah yang lebih sedikit ketimbang natrium.
Produksi
Kalium tidak ditemukan tersendiri di alam, tetapi diambil melalui proses elektrolisis hidroksida. Metoda panas juga lazim digunakan untuk memproduksi kalium dari senyawa-senyawa kalium dengan CaC2, C, Si, atau Na.
Kalium tidak ditemukan tersendiri di alam, tetapi diambil melalui proses elektrolisis hidroksida. Metoda panas juga lazim digunakan untuk memproduksi kalium dari senyawa-senyawa kalium dengan CaC2, C, Si, atau Na.
Kegunaan
Permintaan terbanyak untuk kalium adalah untuk pupuk. Kalium merupakan bahan penting untuk pertumbuhan tanaman dan ditemukan di banyak tanah. Campuran logam natrium dan kalium (NaK) digunakan sebagai media perpindahan panas. Banyak garam-garam kalium seperti hidroksida, nitrat, karbonat, klorida, klorat, bromida, ioda, sianida, sulfat, kromat dan dikromat sangat penting untuk banyak kegunaan.
Permintaan terbanyak untuk kalium adalah untuk pupuk. Kalium merupakan bahan penting untuk pertumbuhan tanaman dan ditemukan di banyak tanah. Campuran logam natrium dan kalium (NaK) digunakan sebagai media perpindahan panas. Banyak garam-garam kalium seperti hidroksida, nitrat, karbonat, klorida, klorat, bromida, ioda, sianida, sulfat, kromat dan dikromat sangat penting untuk banyak kegunaan.
Sifat-sifat
Unsur ini sangat reaktif dan yang paling elektropositif di antara logam-logam. Kecuali litium, kalium juga logam yang sangat ringan. Kalium sangat lunak, dan mudah dipotong dengan pisau dan tampak keperak-perakan pada permukaan barunya. Elemen ini cepat sekali teroksida dengan udara dan harus disimpan dalam kerosene (minyak tanah). Seperti halnya dengan logam-logam lain dalam grup alkali, kalium mendekomposisi air dan menghasilkan gas hidrogen. Unsur ini juga mudah terbakar pada air. Kalium dan garam-garamnya memberikan warna ungu pada lidah api.
Unsur ini sangat reaktif dan yang paling elektropositif di antara logam-logam. Kecuali litium, kalium juga logam yang sangat ringan. Kalium sangat lunak, dan mudah dipotong dengan pisau dan tampak keperak-perakan pada permukaan barunya. Elemen ini cepat sekali teroksida dengan udara dan harus disimpan dalam kerosene (minyak tanah). Seperti halnya dengan logam-logam lain dalam grup alkali, kalium mendekomposisi air dan menghasilkan gas hidrogen. Unsur ini juga mudah terbakar pada air. Kalium dan garam-garamnya memberikan warna ungu pada lidah api.
Isotop
17 isotop kalium telah diketahui. Kalium normal mengandung 3 isotop, yang satu pada 40 derajat Kelvin (.0118%) merupakan isotop radioaktif dengan paruh waktu 1.28 x 109 tahun.
17 isotop kalium telah diketahui. Kalium normal mengandung 3 isotop, yang satu pada 40 derajat Kelvin (.0118%) merupakan isotop radioaktif dengan paruh waktu 1.28 x 109 tahun.
Penanganan
Radioaktivitas yang ada pada kalium tidak terlalu berbahaya.
Radioaktivitas yang ada pada kalium tidak terlalu berbahaya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Karakteristik kalium bikromat
Kalium bikromat merupakan zat berkristal jingga kemerahan, mempunyai titik
leleh 397 oC, kelarutan dalam air 5 g/100 mL pada 0 oC,
dan 102 g/100 mL pada 100 oC. Pembentukan kalium bikromat
berdasarkan reaksi oksidasi yang terjadi antara kromium (III) oksida dan kalium
hidroksida.
2.1.1. Ciri-ciri Kalium Bikromat
Kalium bikromat, K2Cr2O7 dengan massa
molekul 294,21 g/mol, dimana tersusun atas unsur Cr35,36%; unsur K 26,58%;
unsur O 38,07%. Kristal kalium bikromat berwarna merah
jingga, tidak higroskopis, berbeda dengan natrium bikromat.
Kristalnya biasanya berbentuk prisma, sistem kristal triklinik
pinacoidal, dan dapat beralih kebentuk monoklinik pada 241,6 o.
Kelarutannya besar yaitu 100 L 65/cu ft; mp 398 o; panas lebur
29,8 ocal/g; titik didih 62,5 cal/g; titik labil spesifik pada
16o – 98 o. Kelarutan kalium bikromat
di dalam air pada 0o : 4,3 %, 20O : 11,7%, 40O
: 29,9%, 60O : 31,3% 80O : 42,0%, 100O :
50,2%. Pada reaksi dengan asam 1% pH larutan 4,04 dan untuk asam 10% pH
larutan yaitu 3,57 (Budavari, 1984).
Kalium bikromat dalam keadaan asam mengalami reduksi menjadi Cr3+
Cr2O72- + H+
+
6e
2Cr + 7H2O E= 1,33V
Karena
daya oksidasinya yang lebih kecil, kalium bikromat tidak seluas
KMnO4 maupun Ce(IV) penggunaanya. Hal ini juga disebabkan
karena beberapa reaksinya yang lambat. Namun kalium bikromat
berguna sekali karena larutannya stabil tak terhingga, tidak bereaksi dengan
inert terhadap Cl, tersedia dengan kemurnian yang sangat tinggi sehingga
bermutu sebagai bbp. Selain itu juga mudah diperoleh dan murah (Harjadi,
1993).
2.1.2. Manfaat Kalium Bikromat
Manfaat Kalium Bikromat adalah untuk penentuan Fe2+,
ion klorida dalam jumlah sedang tidak mempengaruhi titrasi ini. Penggunaan
lain merupakan cara umum untuk penentuan oksidator yang diberi larutan baku Fe2+
berlebih, disusun dengan titrasi kembali kelebihan Fe2+ itu, cara
ini digunakan dengan hasil baik untuk antara lain nitrat, klorat, permanganat,
bikromat dan peroksida organik (Harjadi, 1993).
Kristal mutu komersial biasa atau mutu bahan baku dapat dipakai untuk banyak
keperluan, perlakuan sebelumnya hanya mencakup pengeringan pada 105o
– 200oC. Bila dikehendaki ketelitian lebih tinggi, bahan dapat
dikristal ulang 2-3 kali dari larutan air biasa dan sudah menjamin dengan hasil
mutu tinggi. Warna Cr2O72- jingga tetapi
tidak cukup digunakan sebagai petunjuk titik akhir titrasi. Diperlukan
indikator luar, suatu indikator redoks, yaitu suatu zat yang dapat
dioksidasi/direduksi dan warna sebagi akibat reaksi tersebut. Dengan
perkataan lain, bentuk oksidator redoks berbeda warna. Auantuk titrasi Fe2+
dengan Cr2O72- dipakai indikator asam
difenilamin sulfonat. Perubahan warnanya ialah dari hijau (ion Cr3+)
menjadi violetnya indikator yang teroksidasi (Harjadi, 1993).
Kalium bikromat adalah suatu senyawa yang mempunyai kegunaan luas
bagi kehidupan kita sekarang ini. Contoh dari penggunaaan kalium
bikromat yang umum kita jumpai yaitu pada industri penyamakan kulit,
bahan celup untuk lukisan, hiasan pada porselin, percetakan, photolithography,
warna print, bahan untuk petasan, bahan pembuatan korek api, penjernihan minyak
kelapa, jalan, spon, dan untuk baterai serta depolarisator pada sel kering.
Namun
dibalik itu semua kalium bikromat juga mempunyai pengaruh negatif
terutama bagi internal tubuh manusia. Pengaruh negatif itu diantaranya yaitu
merupakan bahan racun, untuk orang yang bekerja diindustri dapat menyebabkan
nanah, koreng pada tangan, merusak atau menghancurkan selaput lendir dan sekat
pada lubang hidung (Budavari, 1984).
Penggunaan
lain dari kalium bikromat antara lain penyamakan pada kulit,
bahan celup pada lukisan, hiasan pada porselin, percetakan, photolithography,
warna print, bahan untuk petasan, bahan pembuatan korek api, penjernihan minyak
kelapa, lajan, spon, dan untuk baterai, serta depolarisator pada sel kering
(Budavari, 1984).
2.2. Sintesis kalium bikromat
2.2.1. Oksidasi krom(III) menjadi krom(VI)
Sebagai
akibat dari penambahan larutan natrium hidroksida pada ion heksaaquokrom(III)
menghasilkan larutan ion heksahidroksokromat(III) yang berwarna hijau.
Larutan
ion heksahidroksokromat(III) yang berwarna hijau kemudian di oksidasi dengan
memanaskan larutan tersebut dengan larutan hidrogen peroksida. Setelah itu kamu
akan memperoleh larutan berwarna kuning terang yang mengandung ion kromat(VI).
Persamaan
untuk tahap oksidasi adalah:
2.2.2. Beberapa sifat kimia krom(VI)
Kesetimbangan
kromat(VI)-dikromat(VI)
Kamu
mungkin lebih terbiasa dengan ion dikromat(VI) yang berwarna jingga, Cr2O72-,
dibandingkan dengan ion kromat(VI) yang berwarna kuning, CrO42-.
Perubahan
antara keduanya adalah sesuatu hal yang mudah.
Jika
kamu menambahkan asam sulfat encer pada larutan yang berwarna kuning maka
larutan tersebut akan berubah menjadi berwarna jingga. Jika kamu menambahkan
natrium hidroksida ke dalam larutan jingga maka larutan tersebut berubah
menjadi kuning.
Reaksi
kesetimbangan pada pusat interkonversi adalah:
Jika
kamu menambahkan ion hidrogen berlebih, kesetimbangan bergeser ke kanan. Hal
ini sesuai dengan prinsip Le Chatelier.
Jika
kamu menambahkan ion hidroksida, maka ion hidroksida akan bereaksi dengan ion
hidrogen. Kesetimbangan cenderung ke arah kiri untuk menggantikannya.
2.2.3. Pembuatan kristal dikromat(VI)
Kristal
kalium dikromat dapat dibuat dengan mengkombinasikan reaksi yang akan kita
lihat pada halaman ini.
Berawal
dari sumber ion kromium(III) seperti larutan kromium klorida:
Kamu
tambahkan larutan kalium hidroksida untuk menghasilkan endapan hijau-biru dan
kemudian larutan hijau tua yang mengandung ion [Cr(OH)6]3-
Hal ini akan dijelaskan dengan lebih mendalam pada halaman berikutnya. Harap
diperhatikan bahwa kamu harus menggunakan kalium hidroksida. Jika kamu
menggunakan natrium hidroksida, maka akan berakhir dengan pembentukan natrium
dikromat(VI).
Sekarang
kamu oksidasi larutan ini dengan cara memanaskannya dengan menggunakan larutan
hidrogen peroksida. Larutan berubah menjadi kuning menunjukkan pembentukan
kalium kromat(VI). Reaksi ini juga dijelaskan secara lebih mendalam pada
halaman berikutnya.
Semua
yang berada pada bagian sebelah kiri mengubah larutan kalium kromat(VI berwarna
kuning menjadi larutan kalium dikromat(VI) yang berwarna jingga. Kamu dapat
mengingatnya bahwa hal ini terjadi dengan penambahan asam. Hal ini untuk
mengingatkan bagian yang telah disebut di atas jika kamu melupakannya.
Sayangnya
terdapat sebuah masalah. Kalium dikromat akan bereaksi dengan kelebihan
hidrogen peroksida kemudian selanjutnya memberikan prakarsa pada pembentukan
larutan biru tua yang tidak stabil dan sejak itu terbentuk ion kromium(III)
lagi! Untuk memecahkan masalah ini, kamu terlebih dahulu harus menghilangkan
kelebihan hidrogen peroksida.
Hal
ini dapat dilakukan dengan mendidihkan larutan. Hidrogen peroksida
terdekomposisi pada pemanasan dengan menghasilkan air dan oksigen. Larutan
dididihkan sampai tidak terbentuk lagi gelembung gas oksigen yang dihasilkan.
Larutan dipanaskan lebih lanjut untuk memekatkannya, dan kemudian asam etanoat
pekat ditambahkan untuk mengasamkannya. Kristal kalium dikromat yang berwarna
jingga terbentuk melalui proses pendinginan.
2.2.4. Reduksi ion dikromat(VI) dengan seng dan asam
Ion
dikromat(VI) (sebagai contoh, pada larutan kalium dikromat(VI)) dapat di
reduksi menjadi ion krom(III) dan kemudian menjadi ion krom(II) dengan
menggunakan seng dan salah satu diantara asam sulfat encer atau asam klorida.
Hidrogen
dihasilkan dari reaksi antara seng dengan asam. Hidrogen harus dibiarkan
keluar, tetapi kamu perlu untuk tetap menjaga agar udara tidak terlibat dalam
reaksi. Oksigen di udara me-re-oksidasi krom(II) menjadi krom(III) dengan cepat.
Suatu
hal yang mudah untuk meletakkan sedikit kapas mentah pada bagian atas labu
(atau tabung reaksi) selama kamu mengunakannya. Hal ini dilakukan untuk
menyediakan jalan keluar bagi hidrogen, tetapi menghentikan udara yang mengalir
berlawanan dengan aliran hidrogen.
Alasan
untuk membubuhkan tanda kutip pada ion krom(III) adalah untuk penyederhanaan.
Khuluk yang pasti yang dimiliki oleh ion kompleks akan tergantung pada asam
yang kamu gunakan pada proses reduksi. Hal ini sudah didiskusikan pada bagian
awal halaman ini.
Persamaan untuk dua tahap reaksi
adalah:
Untuk reduksi dari +6 menjadi +3:
Untuk reduksi dari +3 menjadi +2:
2.2.5. Penggunaan kalium dikromat(VI)
sebagai agen pengoksidasi pada kimia organik
Larutan
Kalium dikromat(VI) yang diasamkan dengan asam sulfat encer biasa digunakan
sebagai agen pengoksidasi pada kimia organik. Hal ini beralasan karena larutan
kalium dikromat(VI) yang diasamkan dengan asam sulfat encer merupakan agen
pengoksidasi yang kuat disamping memiliki kekuatan yang mampu menjadikan
senyawa organik menjadi terpotong-potong! (larutan kalium manganat(VII) juga
memberikan kecenderungan yang sama).
Larutan
Kalium dikromat(VI) yang diasamkan dengan asam sulfat encer digunakan untuk:
·
Mengoksidasi
alkohol sekunder menjadi keton;
·
Mengoksidasi
alkohol primer menjadi aldehid;
·
Mengoksidasi
alkohol primer menjadi asam karboksilat;
Sebagai contoh, dengan etanol
(alkohol primer), kamu dapat memperoleh salah satu antara etanal (aldehid) atau
asam etanoat (asam karboksilat) tergantung pada kondisinya.
·
Jika
kelebihan alkohol, dan kamu mendestilasi aldehid yang terbentuk, kamu akan
memperoleh etanal sebagai produk utama.
·
Jika
kelebihan agen pengoksidasi, dan kamu tidak membiarkan bagi produk untuk
keluar, sebagai contoh, dengan pemanasan campuran dibawah refluk (pemanasan
labu dengan menempatkan kondensor secara vertikal pada leher labu) – kamu akan
memperoleh asam etanoat.
Dalam
kimia organik, persamaan tersebut sering kali disederhanakan untuk proses
pemekatan yang terjadi pada molekul organik. Sebagai contoh, dua yang terakhir
dapat ditulis:
Oksigen
ditulis dengan kurung kuadrat hanya memberikan arti â€oksigen berasal dari
agen pengoksidasiâ€
Penggunaan reaksi yang sama untuk membuat kristal krom alum
Kamu
dapat menemukan krom alum dalam berbagai nama yang berbeda
·
Krom
alum
·
Kalium
krom(III) sulfat
·
Krom(III)
kalium sulfat
·
Krom(III)
kalium sulfat-12-air
·
Krom(III)
kalium sulfat dodekahidratchrome alum dan beragai variasi yang lain!
Kamu juga akan menemukan berbagai
variasi rumus kimia krom alum. Sebagai contoh:
·
CrK(SO4)2,12H2O
·
Cr2(SO4)3,K2SO4,24H2O
·
K2SO4,Cr2(SO4)3,24H2O
Rumus
yang pertama hanya salah satu bentuk penulisan dan dapat disusun kembali.
Secara pribadi, saya lebih suka yang kedua karena sangat mudah untuk dimengerti
tentang apa yang terjadi.
Krom
alum dikenal dengan double salt (garam ganda). Jika kamu
mencampurkan larutan kalium sulfat dan krom(III) sulfat yang memiliki
konsentrasi molar yang sama, larutan akan dikira hanya seperti sebuah campuran.
Pencampuran ini memberikan reaksi ion krom(III), ion kalium, dan ion sulfat.
Akan
tetapi, jika kamu mengkristalkannya, untuk memperoleh campuran kristal kalium
sulfat dan krom(III) sulfat, larutan akan mengkristal sebagai kristal yang
berwarna ungu tua. Itulah â€krom alumâ€.
Kristal
krom alum dapat dibuat dengan mereduksi larutan kalium dikromat(VI) yang telah
diasamkan dengan menggunakan etanol, dan kemudian kristalisasi larutan yang
dihasilkan.
Dengan asumsi kamu dapat mengunakan kelebihan etanol, produk organik utama yang akan diperoleh adalah etanal – dan kita perhatikan persamaan di bawah ini:
Dengan asumsi kamu dapat mengunakan kelebihan etanol, produk organik utama yang akan diperoleh adalah etanal – dan kita perhatikan persamaan di bawah ini:
Persamaan
ionik jelas tidak mengandung ion spektator, kalium dan sulfat. Lihat kembali
melalui persamaan lengkap:
Jika
kamu memperhatikan baris paling atas pada sisi kanan persamaan, kamu akan
melihat bahwa krom(III) sulfat dan kalium sulfat diproduksi secara pasti pada
proporsi bagian kanan untuk memperolah double salt.
Apa
yang kamu lakukan, kemudian, adalah:
Kamu
awali dengan larutan kalium dikromat(VI) yang telah ditambahkan sedikit asam
sulfat pekat. Larutan kemudian didinginkan dengan meletakkannya dalam es.
Kelebihan etanol ditambahkan secara perlahan sambil diaduk dengan kenaikan suhu yang tidak terlalu tinggi.
Kelebihan etanol ditambahkan secara perlahan sambil diaduk dengan kenaikan suhu yang tidak terlalu tinggi.
Ketika
semua etanol telah ditambahkan, larutan dibiarkan sepanjang malam, lebih baik
dalam lemari pendingin, untuk kristalisasi. Kristal dipisahkan dari larutan
sisa, dicuci dengan sedikit air murni dan kemudian dikeringkan dengan kertas
saring.
sebagai agen pengoksidasi dalam titrasi
Kalium
dikromat(VI) seringkali digunakan untuk menentukan konsentrasi ion besi(II)
dalam larutan. Hal ini dilakukan sebagai alternatif penggunaan larutan kalium
permanganat(VII).
Berikut
ini keuntungan dan kerugian dalam penggunaan kalium dikromat(VI).
Keuntungan:
Keuntungan:
ü
Kalium
dikromat(VI) dapat digunakan sebagai standar primer. Hal ini berarti bahwa
kalium dikromat(VI) dapat dijadikan sebagai larutan stabil yang konsentrasinya
diketahui dengan tepat. Hal ini tidak terjadi pada kalium permanganat(VII).
ü
Kalium
dikromat(VI) dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan ion klorida (selama
ion klorida tidak berada pada konsentrasi yang sangat tinggi).
ü
Kalium
manganat(VII) mengoksidasi ion klorida menjadi klorin; kalium dikromat(VI)
tidak benar-benar cukup kuat sebagai agen pengoksidasi. Hal ini berarti bahwa
kamu tidak akan mendapatkan reaksi yang tidak diinginkan dengan larutan kalium
dikromat(VI).
Kerugian:
ü
Kerugian
yang paling utama adalah pada perubahan warna. Titrasi kalium manganat(VII)
menunjukkan dirinya sendiri. Ketika kamu menyertakan larutan kalium
manganat(VII) pada reaksi, larutan menjadi tidak berwarna.
Jika kamu menambahkannya terlalu banyak, larutan menjadi
merah muda – dan kamu tahu bahwa kamu telah melewati titik akhir. Sayangnya
larutan kalium dikromat(VI) berubah menjadi hijau pada saat kamu memasukkannya
ke dalam reaksi, dan disana tidak ada jalan yang memungkinkan bagi kamu untuk
mendeteksi perubahan warna ketika kamu menuangkan larutan jingga berlebih pada
larutan berwarna hijau yang kuat.
Dengan larutan kalium dikromat(VI) kamu dapat menggunakan
indikator terpisah, dikenal dengan redox indicator. Warna berubah melalui
kehadiran agen pengoksidasi.
Berikut beberapa contoh indikator – seperti difenil sulfonat. Indikator memberikan warna ungu-biru dengan adanya larutan kalium dikromat(VI) yang berlebih. Akan tetapi, warna menjadi lebih sulit diinterpretasikan dengan munculnya warna hijau yang kuat. Titik akhir titrasi kalium dikromat(VI) tidak mudah untuk dilihat seperti titik akhir kalium manganat(VII).
Berikut beberapa contoh indikator – seperti difenil sulfonat. Indikator memberikan warna ungu-biru dengan adanya larutan kalium dikromat(VI) yang berlebih. Akan tetapi, warna menjadi lebih sulit diinterpretasikan dengan munculnya warna hijau yang kuat. Titik akhir titrasi kalium dikromat(VI) tidak mudah untuk dilihat seperti titik akhir kalium manganat(VII).
Perhitungan
Setengah reaksi untuk ion dikromat(VI) adalah:
Setengah reaksi untuk ion dikromat(VI) adalah:
…dan untuk ion besi(II) adalah:
Penggabungan keduanya memberikan:
Kamu
dapat melihat bahwa proporsi reaksi adalah 1 mol ion dikromat(VI) berbanding 6
mol ion besi(II).
Sekali
lagi kamu tidak dapat memungkiri bahwa, perhitungan titrasi sama seperti halnya
yang lain.
Tes untuk
ion kromat(VI) dalam larutan
Secara
khusus, kamu dapat perhatikan pada larutan yang mengandung natrium, kalium atau
amonium kromat(VI). Sebagian besar kromat sangat larut; beberapa diantaranya dapat
kita golongkan tidak larut. Warna larutan kuning terang menunjukkan bahwa
larutan tersebut bermanfaat untuk tes ion kromat.
Tes dengan
penambahan asam
Jika
kamu menambahkan beberapa larutan asam sulfat encer pada larutan yang mengandung
ion kromat(VI), perubahan warna berubah menjadi jingga ion dikromat(VI).
Kamu
tidak dapat dapat menggunakan tes ini sebagai tes untuk ion kromat(VI), walau
bagaimanapun. Ini mungkin terjadi bahwa kamu memiliki larutan yang mengandung
indikator asam-basa yang memiliki perubahan warna yang sama!
Tes dengan penambahan larutan
klorida (atau nitrat)
Ion
kromat(VI) dapat memberikan endapan kuning barium kromat(VI).
Tes dengan penambahan larutan klorida (atau nitrat)
Ion
kromat(VI) dapat memberikan endapan kuning barium kromat(VI).
BAB III
PENUTUP
Pembuatan kristal
dikromat(VI)
Kristal
kalium dikromat dapat dibuat dengan mengkombinasikan reaksi yang akan kita
lihat pada halaman ini.
Berawal
dari sumber ion kromium(III) seperti larutan kromium klorida:
Kamu
tambahkan larutan kalium hidroksida untuk menghasilkan endapan hijau-biru dan
kemudian larutan hijau tua yang mengandung ion [Cr(OH)6]3-
Hal ini akan dijelaskan dengan lebih mendalam pada halaman berikutnya. Harap
diperhatikan bahwa kamu harus menggunakan kalium hidroksida. Jika kamu
menggunakan natrium hidroksida, maka akan berakhir dengan pembentukan natrium
dikromat(VI).
Sekarang
kamu oksidasi larutan ini dengan cara memanaskannya dengan menggunakan larutan
hidrogen peroksida. Larutan berubah menjadi kuning menunjukkan pembentukan
kalium kromat(VI). Reaksi ini juga dijelaskan secara lebih mendalam pada
halaman berikutnya.
Semua
yang berada pada bagian sebelah kiri mengubah larutan kalium kromat(VI berwarna
kuning menjadi larutan kalium dikromat(VI) yang berwarna jingga. Kamu dapat
mengingatnya bahwa hal ini terjadi dengan penambahan asam. Hal ini untuk
mengingatkan bagian yang telah disebut di atas jika kamu melupakannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://
Krom _ Chem-Is-Try.Org _ Situs Kimia Indonesia _.htm
http://
Potassium_dichromate.htm
http://
apa-yang-dimaksud-dengan-kalium-bikromat-57462104102011.htm
http://
Kalium _ Chem-Is-Try.Org _ Situs Kimia Indonesia _.htm
Langganan:
Postingan (Atom)