1.1.Latar belakang
1.1.1.Singkong (Manihot utilissima)
Singkong (Manihot utilissima) sering juga disebut sebagai ubi kayu atau ketela pohon, merupakan tanaman yang sangat populer di seluruh dunia, khususnya di negara-negara tropis.
Dalam sistematika tumbuhan, ubi kayu termasuk ke dalam
kelas Dicotyledoneae. Ubi kayu berada dalam famili Euphorbiaceae yang mempunyai
sekitar 7.200 spesies, beberapa
diantaranya adalah tanaman yang mempunyai nilai komersial, seperti karet (Hevea brasiliensis), jarak (Ricinus comunis dan Jatropha curcas), umbi-umbian (Manihot
spp), dan tanaman hias (Euphorbia spp). Klasifikasi tanaman ubi kayu adalah sebagai
berikut:
Kelas :
Dicotyledoneae
Sub Kelas :
Arhichlamydeae
Ordo :
Euphorbiales
Famili :
Euphorbiaceae
Sub Famili :
Manihotae
Genus :
Manihot
Spesies : Manihot esculenta Crantz
Di Indonesia, singkong memiliki arti ekonomi
terpenting dibandingkan dengan jenis umbi-umbian yang lain Selain itu kandungan
pati dalam singkong yang tinggi sekitar 25 - 30% sangat cocok untuk pembuatan
energi alternatif. Dengan demikian, singkong adalah jenis umbi-umbian daerah
tropis yang merupakan sumber energi paling murah sedunia. Potensi singkong di
Indonesia cukup besar maka dipilihlah singkong sebagai bahan baku utama.
Melihat potensi
tersebut, dilakukan percobaan pembuatan alkohol dari singkong secara farmentasi
menggunakan ragi tapai. Digunakan ragi tapai karena ragi tapai sangat komersil
dan mudah didapat.
1.1.2.Ragi tapai
Starter yang digunakan untuk
produksi tape disebut ragi, yang umumnya berbentuk bulat pipih dengan diameter
4 – 6 cm dan ketebalan 0,5 cm. Tidak diperlukan peralatan khusus untuk produksi
ragi, tetapi formulasi bahan yang digunakan umumnya tetap menjadi rahasia
setiap pengusaha ragi.
Tepung beras yang bersih dicampur
dengan air untuk membentuk pasta dan dibentuk pipih dengan tangan, kemudian
diletakkan di atas nyiru yang dilambari merang dan ditutup dengan kain saring.
Organisme akan tumbuh secara alami pada pasta ini pada suhu ruang dalam waktu 2
– 5 hari.
Beberapa pengusaha menambahkan
rempah-rempah atau bumbu untuk mendukung pertumbuhan mikroorganisme yang
diharapkan. Penambahan sari tebu juga dilakukan untuk menambah gula.
Ragi dipanen setelah 2 – 5 hari
tergantung dari suhu dan kelembapan. Produk akhir akan berbentuk pipih kering
dan dapat disimpan dalam waktu lama. Tidak ada faktor-faktor lingkungan yang
dikendalikan. Mikroorganisme yang diharapkan maupun kontaminan dapat tumbuh
bersama-sama. Pada lingkungan pabrik ragi, mikroflora yang ada telah didominasi
mikrobia ragi. Namun demikian, ragi yang dibuat pada musim hujan akan dijumpai Mucor
sp dan Rhizopus sp dalam jumlah yang lebih banyak dan dibutuhkan
waktu pengeringan yang lebih lama.
Jika pasta tetap basah,
mikroorganisme tumbuh dan menggandakan diri. Jumlah kapang pada ragi berkisar
dari 8x107 sampai 3x108/g, khamir 3x106 sampai
3x107/g dan bakteri kurang dari 105/g. Organisme yang
menghasilkan tape dengan aroma baik adalah gabungan dari Amylomyces rouxii,
Endomycopsis fibuliger dan Hansenula anoma. Untuk tape singkong yang
adalah A. Rouxii dan E. Fibuliger.
1.1.3.Tapai
Tapai adalah hasil fermentasi umbi-umbian atau ketan. Pada umumnya tapai dibuat dari ubi kayu dan ketan hitam. Pada saat fermentasi, kapan merombak pati menjadi gula sehingga memberi rasa manis. Selanjutnya khamir merombak sebagian gula menjadi alkohol, dan bakteri merombak sebagian alkohol menjadi asam. Tapai mempunyai rasa manis, sedikit asam dan beraroma alkohol. Tapai ubi kayu dibuat dengan cara sederhana. Umbi terkupas dikukus atau direbus, kemudian ditaburi ragi, selanjutnya diperam selama 2 hari sampai menjadi tapai.
Tapai merupakan salah satu produk
hasil fermentasi. Dari hasil kesepakatan MUI, makanan dan minuman yang
mengandung alkohol tidak boleh melebihi 1%, sehingga makanan/minuman yang
mengandung kadar alkohol melebihi 1 % termasuk dalam katagori haram untuk
dikonsumsi.
BAB II
PEMBAHASAN
"ANALISIS
KANDUNGAN ALKOHOL DALAM TAPAI"
2.1. Pembuatan tapai
Dalam
pembuatan tapai ketan, beras ketan perlu dimasak dan
dikukus terlebih dahulu sebelum dibubuhi ragi. Campuran tersebut ditutup dengan daun dan diinkubasi pada suhu 25 – 30 °C
selama 2 – 4 hari sehingga menghasilkan alkohol dan teksturnya lebih lembut.
Untuk
membuat tapai singkong, kulit singkong harus dibuang terlebih dahulu. Singkong dicuci lalu dikukus dan
ditempatkan pada keranjang bambu yang dilapisi daun pisang. Ragi disebar pada singkong dan lapisan daun pisang yang digunakan sebagai alas dan penutup. Keranjang tersebut
kemudian diperam pada suhu 28 – 30 °C selama 2 – 3 hari
Selain
rasanya yang manis dan aroma yang memikat, tapai juga dibuat dengan beberapa
warna berbeda. Warna tersebut tidak berasal dari pewarna buatan yang berbahaya,
melainkan berasal dari pewarna alami. Untuk membuat tapai ketan berwarna merah,
digunakan angkak, pigmen yang dihasilkan oleh Monascus purpureus. Sedangkan tapai ketan
warna hijau dibuat menggunakan ekstrak daun pandan.
Pembuatan
tapai memerlukan kecermatan dan kebersihan yang tinggi agar singkong atau ketan
dapat menjadi lunak karena proses fermentasi yang berlangsung dengan baik. Ragi
adalah bibit jamur yang digunakan untuk membuat
tapai. Agar pembuatan tapai berhasil dengan baik alat-alat dan bahan-bahan yang
digunakan harus bersih, terutama dari lemak atau minyak. Alat-alat yang berminyak
jika dipakai untuk mengolah bahan tapai bisa menyebabkan kegagalan fermentasi. Air yang digunakan juga harus bersih, menggunakan air hujan bisa mengakibatkan tapai tidak berhasil dibuat.
2.2. Fermentasi
Fermentasi
adalah proses produksi energi dalam sel
dalam keadaan anaerobik
(tanpa oksigen).
Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik,
akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi
sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa
akseptor elektron eksternal.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh
hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan
tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai
bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya. Respirasi
anaerobik dalam otot
mamalia selama kerja yang keras (yang tidak
memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk
fermentasi yang mengasilkan asam laktat sebagai produk sampingannya. Akumulasi
asam laktat inilah yang berperan dalam menyebabkan rasa kelelahan pada otot.
Fermentasi alkohol merupakan suatu reaksi pengubahan glukosa
menjadi etanol (etil alkohol) dan karbondioksida. Organisme yang berperan yaitu
Saccharomyces cerevisiae (ragi) untuk pembuatan tape, roti atau minuman keras.
Reaksi Kimia:
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP
2.3. Analisis tapai
Sebelum
fermentasi, singkong atau beras ketan masih berbentuk seperti singkong/beras pada umumnya. Namun, setelah
mengalami fermentasi singkong/beras ketan tersebut mengalami perubahan bentuk dan menghasilkan
air yang mengandung alkohol serta menimbulkan rasa asam dan manis. Kondisi
tersebut disebabkan karena pada beras ketan diberikan ragi yang merupakan mikroorganisme yang berfungsi mengubah glukosa
menjadi alkohol dan
menghasilkan air.
Sebelum dikukus
ketan direndam 12 jam untuk menambah massa ketan supaya tidak terlalu keras.
Oleh karena itu, pada saat sesudah fermentasi, singkong/ketan menjadi lunak. Singkong/Ketan tidak boleh terkena air jika
sudah diberi ragi karena akan mematikan ragi (bakteri) sehingga proses
fermentasi tidak berjalan sempurna. Ketan juga harus diletakkan/ disimpan
didalam tempat yang kedap udara. Karena jika terkena oksigen, proses fermentasi
juga akan gagal. Singkong/ketan yang merupakan karbohidrat diubah oleh ragi menjadi
alkohol dan air.
Dengan adanya
alkohol, tapai singkong/ketan bersifat manis dan agak asam. Tapai membutuhkan amilosa, amilum dan karbohidrat
kompleks, derajat keasaman (pH 5-6), dan suhu yang tepat dan kadar air. Karena
fermentasi, maka singkong/beras dibutuhkan kadar air yang cukup untuk ragi agar
bisa hidup. Oleh karena itu, singkong/beras ketan harus dikukus. Banyaknya ragi yang digunakan
disesuaikan dengan jumlah singkong/beras ketan. Bila terlalu banyak akan mempercepat proses
fermentasi dan menyebabkan rasa tapai menjadi pengar, bila terlalu sedikit dapat menyebabkan
tapai yang terbentuk
tidak manis dan terasa keras. Takaran ragi yang tepat biasanya diperoleh berdasarkan
pengalaman. Kualitas tapai yang baik turut ditentukan oleh jenis ragi yang digunakan
dan asal ragi tersebut. Tapai singkong/ketan jika
diletakkan dalam keadaan suhu kamar hanya bertahan 2 hari. Jika lebih dari 2
hari maka kadar alkohol dalam tapai tersebut akan bertambah. Semakin banyak kadar alkohol, maka tapai akan berubah menjadi khamar. Dan yang
kita tahu khamar itu haram. Hal ini sudah terbukti dari jurnal ilmiah
International Journal of Food Sciences and Nutrition volume 52 halaman 347 –
357 pada tahun 2001. Di jurnal tersebut diberitakan bahwa kadar etanol (%) pada
0 jam fermentasi tidak terdeteksi, setelah 5 jam fermentasi kadar alkoholnya
0.165%, setelah 15 jam 0.391%, setelah 24 jam 1.762%, setelah 36 jam 2.754%,
setelah 48 jam 2.707% dan setelah 60 jam 3.380%.
Namun, jika tapai diletakkan didalam kulkas akan
meghambat kerja bakteri karena bakteri tidak dapat bekerja pada suhu rendah dan pada
suhu terlalu tinggi. Oleh karena itu, tapai yang diletakkan didalam kulkas lebih tahan lama daripada
yang diletakkan didalam keadaan suhu kamar.
Kegagalan dalam pembuatan tapai dapat dipengaruhi beberapa factor, yaitu kurang
sterilnya tempat pembuatan, pembuat terlalu banyak bicara, pembuat tidak boleh
dalam keadaan haid, terlalu banyak memberi ragi, jenis ragi kurang tepat, dll.
2.4. Analisi alkohol dalam tapai dengan destilasi sederhana
Destilasi sederhana atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Suatu campuran dapat dipisahkan dengan destilasi biasa ini untuk memperoleh senyawa murninya. Senyawa – senyawa yang terdapat dalam campuran akan menguap pada saat mencapai titik didih masing – masing.
Gambar 1. Alat Destilasi Sederhana
Gambar
di atas merupakan alat destilasi atau yang disebut destilator. Yang terdiri dari
thermometer, labu didih, steel head, pemanas, kondensor, dan labu penampung
destilat. Thermometer biasanya digunakan untuk mengukur suhu uap zat
cair yang didestilasi selama proses destilasi berlangsung. Seringnya
thermometer yang digunakan harus memenuhi syarat :
a. Berskala
suhu tinggi yang diatas titik didih zat cair yang akan didestilasi.
b. Ditempatkan pada labu destilasi atau steel
head dengan ujung atas reservoir HE sejajar dengan pipa penyalur uap ke
kondensor. Labu didih berfungsi sebagai tempat suatu campuran zat cair yang
akan didestilasi .
Steel head berfungsi sebagai penyalur uap atau
gas yang akan masuk ke alat pendingin ( kondensor ) dan biasanya labu destilasi
dengan leher yang berfungsi sebagai steel head. Kondensor memiliki 2 celah,
yaitu celah masuk dan celah keluar yang berfungsi untuk aliran uap hasil reaksi
dan untuk aliran air keran. Pendingin yang digunakan biasanya adalah air yang
dialirkan dari dasar pipa, tujuannya adalah agar bagian dari dalam pipa lebih
lama mengalami kontak dengan air sehingga pendinginan lebih sempurna dan hasil
yang diperoleh lebih sempurna. Penampung destilat bisa berupa erlenmeyer, labu,
ataupun tabung reaksi tergantung pemakaiannya. Pemanasnya juga dapat
menggunakan penangas, ataupun mantel listrik yang biasanya sudah terpasang pada
destilator.
Pemisahan senyawa dengan destilasi bergantung
pada perbedaan tekanan uap senyawa dalam campuran. Tekanan uap campuran diukur
sebagai kecenderungan molekul dalam permukaan cairan untuk berubah menjadi uap.
Jika suhu dinaikkan, tekanan uap cairan akan naik sampai tekanan uap cairan
sama dengan tekanan uap atmosfer. Pada keadaan itu cairan akan mendidih. Suhu
pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap atmosfer disebut titik
didih. Cairan yang mempunyai tekanan uap yang lebih tinggi pada suhu kamar akan
mempnyai titik didih lebih rendah daripada cairan yang tekanan uapnya rendah
pada suhu kamar.
Dari
tapai dianalisis bahwa kadar etanol (%) pada 0 jam fermentasi
tidak terdeteksi, setelah 5 jam fermentasi kadar alkoholnya 0.165%, setelah 15
jam 0.391%, setelah 24 jam 1.762%, setelah 36 jam 2.754%, setelah 48 jam 2.707%
dan setelah 60 jam 3.380%. etanol ini dapat disahkan dengan
destilasi sederhana, dimana etanol mempunyai titik didih 78,3 oC
pada tekanan 1 atm jika didestilasi maka akan menguap dahulu dan bisa didapat
etanol.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Tapai
adalah hasil fermentasi umbi-umbian atau ketan. Pada umumnya tapai dibuat dari
ubi kayu dan ketan hitam. Pada saat fermentasi, kapan merombak pati menjadi
gula sehingga memberi rasa manis. Selanjutnya khamir merombak sebagian gula
menjadi alkohol, dan bakteri merombak sebagian alkohol menjadi asam. Tapai
mempunyai rasa manis, sedikit asam dan beraroma alkohol.
Dengan adanya alkohol, tapai singkong/ketan bersifat manis dan agak
asam. Tapai membutuhkan amilosa, amilum dan karbohidrat kompleks, derajat keasaman (pH
5-6), dan suhu yang tepat dan kadar air. Karena fermentasi, maka singkong/beras dibutuhkan kadar air yang cukup untuk ragi agar bisa hidup. Kadar alkohol dalam tapai
dapat dipisahkan dengan destilasi sederhana.
Tapai singkong/ketan jika diletakkan dalam keadaan suhu
kamar hanya bertahan 2 hari. Jika lebih dari 2 hari maka kadar alkohol
dalam tapai tersebut akan bertambah. Semakin banyak kadar alkohol,
maka tapai akan berubah menjadi khamar. Dan yang kita tahu khamar itu haram. Hal ini
sudah terbukti dari jurnal ilmiah International Journal of Food Sciences and
Nutrition volume 52 halaman 347 – 357 pada tahun 2001. Di jurnal tersebut
diberitakan bahwa kadar etanol (%) pada 0 jam fermentasi tidak terdeteksi,
setelah 5 jam fermentasi kadar alkoholnya 0.165%, setelah 15 jam 0.391%,
setelah 24 jam 1.762%, setelah 36 jam 2.754%, setelah 48 jam 2.707% dan setelah
60 jam 3.380%. Namun, jika tapai diletakkan didalam kulkas akan
meghambat kerja bakteri karena bakteri tidak dapat bekerja pada suhu rendah dan pada suhu
terlalu tinggi. Oleh karena itu, tapai yang diletakkan didalam kulkas lebih
tahan lama daripada yang diletakkan didalam keadaan suhu kamar.
DAFTAR PUSTAKA
http:// Fermentasi.htm
http:// RAGI TAPE « Agroindustri dan Pangan.htm
http:// Tapai.htm
http:// tape_singkong_info447.html
http://detilasi sederhana
tmen-tmen blog Q smua, tlong donx ksih komentar anda ke Q,.....sbelumnya mkasih. slam kenal,....
BalasHapusApakah dengan memanaskan tapai pada suhu titik didih air setelah fermentasi bisa mempertahankan kadar alkohol tetap,?
BalasHapus