BAB I
PENDAHULUAN
Sampai
pertengahan abad ke-20, kriteria kemurnian senyawa organik didasarkan atas
beberapa percobaan: analisis unsur dan pengukuran sifat fisik seperti titik
leleh dan titik didih. Hasil analisis unsur harus sama dengan nilai hasil
perhitungan berdasarkan rumus molekul, dan konstanta fisik harus juaga sama
dengan nilai yang dilaporkan di literatur (kriteria ini hanya dapat digunakan
untuk senyawa yang telah diketahui).
Analisis unsur
senyawa organik dilakukan dengan cara sebagai berikut. Sejumlah massa tertentu
sampel dibakar dan karbon dioksida dan air yang dihasilkan dijebak dengan
absorben yang tepat, dan peningkatan massa absorben kemudian ditentukan.
Peningkatan massa absorben diakibatkan oleh karbon dioksida dan air yang
diserap. Dari nilai ini jumlah karbon dan hidrogen dalam sampel dapat
ditentukan. Metoda pembakaran telah dikenal sejak dulu. Metoda ini telah
digunakan oleh Lavoisieur dan secara signifikan disempurnakan oleh Liebig.
Metoda modern untuk menentukan jumlah karbon dioksida dan air adalah dengan
kromatografi gas bukan dengan metoda penimbangan. Namun, prinsipnya tidak
berubah sama sekali.
Harus
dinyatakan bahwa kemungkinan percobaan mempengaruhi hasil tidak terhindarkan.
Pekerjaan menimbang tidak dapat bebas kesalahan (termasuk ketidakakuratan
neracanya).
Selingan- Air
murni sempurna
Buku teks kimia
menyatakan bahwa hasil kali ion air murni adalah 10-14 (mol dm-3))2
pada 25 oC. Bila Anda mencoba menentukan hasil kali ion air murni yang
diperoleh dari distilasi biasa dengan mengukur hantarannya, Anda akan
mendapatkan nilai yang lebih besar dari nilai teroritis ini.
Fisikawan Jerman
Friedlich Wilhelm Georg Kohlrausch (1840- 1910) membanting tulang untuk
mendapatkan data fisik yang akurat. Ia menyadari bahwa ia harus sangat
hati-hati dalam menentukan hantaran listrik untuk mendapatkan data yang sangat
akurat.
Ia membuat alat
dari kuarsa (bukan gelas) untuk mencegah kontaminasi dari alat gelas. Dengan
mengalirkan nitrogen yang dimurnikan, ia berulang-ulang mendestilasi air.
Hantaran air yang didapatkan sangat kecil, dari 1/100 sampai 1/1000 hantran air
terdestilasi biasa. Dari nilai hantaran yang ia dapatkan, ia menghitung nilai
hasil kali ion air yang nilainya sama dengan nilai hasil teori.
Menjebak karbon
dioksida dan air juga merupakan prosedur yang sukar. Kontaminasi oleh karbon
dioksida dan air dari udara merupakan sumber kesalahan juga. Mempertimbangkan
semua hal ini, biasanya bila perbedaan antara hasil percobaan dan teori kurang dari
0,3%, maka perbedaan itu dapat diterima. Ini merupakan contoh yang baik untuk
definisi praktis kemurnian.
Kriteria
kemurnian empiris yang lain adalah uji titik-leleh-campuran. Metoda ini
didasarkan atas fakta berikut. Bila titik leleh campuran dua padatan dengan
titik leleh yang sama ditentukan, titik lelehnya akan menurun bila dua senyawa
itu tidak identik. Uji ini dulunya merupan fondasi logis kimia organik dalam
perkembangan bidang ini terutama saat menambahkan anggota baru dalam keluarga
senyawa. Bila satu dari dua senyawa itu tidak murni, akan diamati penurunan
titik leleh.
Masalahnya
waktu itu adalah bagaimana kimiawan dapat memperoleh sampel yang dapat
dianalisis dengan benar dan tidak menunjukkan penurunan titik leleh.
BAB II
PEMBAHASAN
I. Awal mula penentuan struktur
Adolf
Windaus, Penemu Struktur Stereol
Adolf
Windaus dilahirkan di Berlin, Jerman, pada tanggal 25 Desember 1876. Ketika dia
mengikuti "Französisches Gymnasium" (French Grammar School)
yang terkenal di Berlin, dia menunjukkan ketertarikannya pada bidang sastra.
Pada tahun 1895, dia mempelajari ilmu kedokteran di Freiburg i.Br., dan di
Berlin dia lulus ujian pendahuluan ilmu kedokterannya (“Physikum”) pada
tahun 1897. Sebagai hasil ketertarikannnya pada ceramah-ceramah yang diberikan
oleh Emil Fischer ketika masih tinggal di Berlin, dia mulai mempelajari kimia
di Freiburg i.Br., dibawah Kiliani, selain mempelajari kimia dia tetap melanjutkan
studi ilmu kedokterannya.
Sintesis
dan pemurnian bahan bukan tujuan final bagi kimiawan. Yang harus didefinisikan
adalah struktur bahan yang telah disintesis dan dimurnikan. Tahap ini kadang
merupaka tahap yang palin sukar.NMR (Nuclear magnetic resonance)
khususnya adalah metoda yang sangat unggul dibanding metoda-metoda yang lain.
Untuk padatan kristalin, analisis kristalografi sinar-X terbukti sangat
bermanfaat.Sebelum dikenalkan teknik spektroskopi, yakni sampai paruh pertama
abad 20, penentuan struktur senyawa organik didasarkan atas perbandingan dengan
senyawa yang strukturnya telah diketahui.Bila sifat fisik dan kimia senyawa
yang diselidiki tidak tepat dengan senyawa apapun yang sudah dikenal di
literatur, besar kemungkinan senyawa ini adalah senyawa baru, belum pernah
disintesis atau belum pernah dilaporkan. Dalam kasus semacam ini, masalah baru
mungkin muncul.Kini penentuan struktur terutama dilakukan dengan metoda spektroskopik
dan difraksi. Di bab ini, pertama akan dibahas metoda penentuan struktur yang
tersedia sebelum zaman modern, baru setelah itu teknik modern didiskusikan.
Harus ditambahkan kini tersedia banyak metoda untuk menentukan struktur.
Misalnya, perhitungan kimia kuantum
mungkin juga merupakan sumber informasi yang bermanfaat.
a. Uji titik leleh campuran
Sebelum
pertengahan ada 20, prosedur utama dalam penentuan struktur senyawa organik
adalah untuk membuktikan bahwa senyawanya identik dengan senyawa yang telah
diketahui. Bukti ini terutama dicapai dengan uji titik leleh campuran (uji
campuran). Metoda ini didasarkan prinsip bahwa titik leleh padatan paling
tinggi ketika padatan itu murni.
Dalam
praktek, terdapat beberapa kerumitan. Titik leleh tidak selalu tajam, dan bahkan
cenderung meleleh dalam rentang suhu tertentu. Jadi, tidak mudah untuk
menyatakan apakah dua titik leleh sama atau tidak.
b. Penggunaan turunan padatan
Bila sampelnya
berwujud cairan atau gas, metoda titik leleh campuran tidak dapat digunakan.
Bila sampel gas atau cairan memiliki gugus fungsi yang reaktif, sampel ini
dapat diubah menjadi padatan yang mungkin menghasilkan kristal yang indah.
Misalnya hidroksilamin
NH2OH ??hidrazin NH2NH2 dan fenilhidrazin C6H5NHNH2
??Sfenilhidrazin terkenal karena kimiawan Jerman Emil Fischer (1852-1919)
menggunakannya dengan sukses dalam risetnya pada topik gula. Beberapa reaksi untuk
mendapatkan kristal turunannya diberikan di bawah ini.
CH3CHO
|
+
|
NH2OH
|
CH3CH=NOH
|
+
|
2O
|
||
Asetaldehida
|
hidroksilamin
|
Asetaldoksim
|
(CH3)2C=O
|
+
|
C6H5NHNH2
|
(CH3)2C=NNH
C6H5
|
+
|
2O
|
||
aseton
|
fenilhydrazin
|
asetonfenilhidrazon
|
Senyawa
turunan yang kristalin dapat digunakan untuk penentuan struktur senyawa yang
tidak diketahui. Prosedurnya sama dengan yang dibahas di atas.
c. Perbandingan sifat fisik
Sifat
fisik lain seperti titik didih, indeks bias, momen dipol, dan rotasi spesifik
untuk senyawa yang optik aktif dapat memberikan onformasi yang bermanfaat. Data
semacam ini dapat memberikan informasi pda sifat keseluruhan molekul. Kadang,
sifat molekul keseluruhan dapat merupakan jumlah dari berbagai kontribusi
bagian-bagian senyawa. Dalam kasus sperti ini, informasi pada bagian tertentu
senyawa dapat diperoleh.
Momen dipol dua
isomer khloronitrobenzen adalah 2,50 D dan 3,40 D. Karena momen ikatan telah
diidentifikasi sebagai isomer para dan meta sebagaimana diperlihatkan pada dibawah ini :
Gambar 1.
Momen dipol turunan benzen tersubstitusi. Perbandingan antara nilai yang
diamati dan yang dihitung jelas menunjukkan orientasi relatif substituennya.
d. Reaksi kualitatif
Penentuan
struktur senyawa organik biasanya meliputi dua pendekatan. Sebaliknya,
informasi struktur secara kasar didapat dengan penentuan massa molekul, analisis unsur,
dsb. Demikian juga informasi jenis dan jumlah gugus fungsi juga harus
didapatkan. Jadi, informasi tentang molekul secara keseluruhan dan
substituennya didapatkan secara seiring.
Kini
metoda seperti ini tidak pernah digunakan untuk mendeteksi aldehida di
laboratorium riset manapun. Namun, reaksi semacam ini masih sangat penting
tujuan pendidikan. Lebih lanjut, beberapa reaksi warna klasik masih digunakan.
Contoh yang baik adalah reaksi ninhidrin, yang bahkan sekarang pun masih sangat
bermanfaat untuk analisis asam amino.
II. Tahapan Dalam Analisis Kimia
Dalam
melakukan analisis kimia, perlu dilakukan tahapan analisis untuk memperoleh
hasil analisis kimia yang tepat dan teliti.
1.
Perencanaan
analisis.
Sebelum melakukan analisis kuantitatif, maka perlu
memperhati-kan dua hal berikut ini ;
- Informasi analisis apa yang diperlukan :
Dalam hal ini perlu diperhatikan tingkat ketepatan dan
ketelitian hasil analisis yang diperlukan dan tipe sampel yang akan dianalisis.
- Metode analisis yang harus digunakan :
Untuk mendapatkan hasil analisis dengan tingkat ketepatan
dan ketelitian tertentu memerlukan metode analisis tertentu. Selain itu untuk
memilih metode analisis, diperlukan bahan kimia dan peralatan tertentu.
2.
Pengambilan
sampel (sampling).
Masalah utama dalam sampling adalah pengambilan sampel
secara representatif. Hal ini sering tidak tercapai karena keadaan sampel
secara keseluruhan tidak homogen.
3.
Persiapan
sampel untuk analisis.
Tahap ini meliputi pengeringan sampel, pengukuran sampel dan
pelarutan sampel.
Pengeringan sampel.
Tahap ini dilakukan untuk sampel dalam wujud
padat.Pengeringan sampel dilakukan untuk menghilangkan kadar air yang ada dalam
sampel. Pengeringan sampel dilakukan menggunakan oven dengan suhu 100 – 110oC
sampai mencapai berat konstan.
Penimbangan atau pengukuran volume
sampel.
Dalam analisis kuantitatif, sampel yang dianalisis harus
diketahui secara kuntitatif berat atau volume sampel.
Pelarutan sampel.
Dalam pelarutan sampel harus dipilih pelarut yang
dapatmelarutkan sampel secara sempurna. Pelarut yang biasa digunakan
dikelompokkan menjadi ; air, pelarut organik, pelarut asam (asamencer, asam
kuat, asam campuran) serta peleburan.
4.
Pemisahan
senyawa pengganggu.
Kebanyakan metode analisis kimia bersifat selektif hanya
untuk unsur atau senyawa yang dianalisis. Ada beberapa metode analisis yang
tidak selektif, karena adanya unsur atau senyawa pengganggu. Untuk itu unsur
atau senyawa pengganggu harus dipisahkan dari sampel yang akan dianalisis. Metode
yang paling mudah untuk pemisahan unsur/senyawa pengganggu adalah pengendapan.
Metode yang lain adalah ekstraksi pelarut dan kromatografi.
5.
Pengukuran
(analisis) unsur/senyawa yang akan diketahui.
Metode analisis kuantitatif digunakan untuk menentukan kadar unsur/senyawa
Metode analisis kuantitatif digunakan untuk menentukan kadar unsur/senyawa
6.
Perhitungan,
pelaporan dan evaluasi hasil analisis.
Setelah melakukan analisis secara kuantitatif, maka perlu
dilakukan perhitungan untuk mendapatkan jumlah analit dalam sampel. Termasuk
memperhitungkan berapa berat sampel (untuk sampel padat) atau volume sampel
(untuk sampel cair) dan juga faktor pengenceran. Evaluasi terhadap hasil
analisis dilakukan terhadap tingkat ketepatan dan ketelitiannya.
III. Metode Dalam Analisis Kimia
Beberapa
metode analisis kimia yang biasa digunakan, baik yang konvensional maupun yang
menggunakan instrumen adalah sebagai berikut ;
·
Gravimetri.
·
Titrasi
(volumetri) : meliputi titrasiAsam basa, Pengendapan, Pembentukan komplek,
Oksidasi reduksi.
·
Ekstraksi
·
Kromatogarfi
·
Elektro
analisiskimia : meliputi Polarografi, Potensiometri, Konduktometri.
· Spektrofotometri : meliputi
spektrofotometri sinar tampak (visibel), sinar UV, sinar Infra merah (IR), serapan atom.
IV. Analisis Kimia
SPEKTROMETER ED-XRF
(ENERGY Dispersive - X-Ray Fluorescence)
EDAX DX-95
Analisis makro unsur-unsur dalam
padatan dan larutan, secara kualitatis dan kuantitatif
Limit detaksi sampai % (padatan) dan ppm (larutan)
Aplikasi :
Untuk analisis unsur dalam partikel udara, sedimen- mineral, limbah cair, flying ash dan lainnya
Limit detaksi sampai % (padatan) dan ppm (larutan)
Aplikasi :
Untuk analisis unsur dalam partikel udara, sedimen- mineral, limbah cair, flying ash dan lainnya
Carbon Analyzer
LECO IR-212
Analisis kadar karbon (C) dalam logam, keramik dan polimer
Limit deteksi :
Minimum : ppm
Maksimum : 99,9%
Akurasi : 0,001%
LECO IR-212
Analisis kadar karbon (C) dalam logam, keramik dan polimer
Limit deteksi :
Minimum : ppm
Maksimum : 99,9%
Akurasi : 0,001%
Nitrogen Analyzer
LECO TN-114
Analisis kadar nitrogen (N) dalam logam dan keramik
Limit deteksi : 0,00001 - 0,1%
(Akurasi : 0,0001%)
Limit deteksi : 0,001-0,5%
(Akurasi : 0,0002%)
LECO TN-114
Analisis kadar nitrogen (N) dalam logam dan keramik
Limit deteksi : 0,00001 - 0,1%
(Akurasi : 0,0001%)
Limit deteksi : 0,001-0,5%
(Akurasi : 0,0002%)
Hydrogen Analyzer
LECO RH-2
Analisis kadar hidrogen (H) dalam logam dan keramik
Limit deteksi: 0,001-1000 ppm
Akurasi: 0,001 ppm
Carbon, Nitrogen dan Hidrogen Analyzer digunakan untuk analisis kadar C, N dan H di Industri logam dan kimia
LECO RH-2
Analisis kadar hidrogen (H) dalam logam dan keramik
Limit deteksi: 0,001-1000 ppm
Akurasi: 0,001 ppm
Carbon, Nitrogen dan Hidrogen Analyzer digunakan untuk analisis kadar C, N dan H di Industri logam dan kimia
Titroprocessor
METROHM
672 Titroprocessor
655 Multi Dosimat
649 Magnetic Stirrer
Analisis unsur/ion dalam larutan secara potensiometri
Limit deteksi sampai ppm
METROHM
672 Titroprocessor
655 Multi Dosimat
649 Magnetic Stirrer
Analisis unsur/ion dalam larutan secara potensiometri
Limit deteksi sampai ppm
ICP-AES (Inductively Coupled
Plasma – Atomic Emission Spectroscopy)
PERKIN ELMER PLASMA 40
Analisis mikro unsur (kation) dalam larutan/padatan yang dapat larut, secara kualitatif dan kuantitatif ( ±80 unsur)
Limit deteksi sampai 0,1 ppm
Aplikasi :
Untuk analisis mineral/bijih, polimer, bahan makanan, kosmetika, limbah, air, tanah, kuantitas udara, dan lainnya
Aplikasi :
Untuk analisi kadar Fe dalam pasir besi/batuan, U dalam batuan, F & Cl dalam logam dan air dan lainnya
PERKIN ELMER PLASMA 40
Analisis mikro unsur (kation) dalam larutan/padatan yang dapat larut, secara kualitatif dan kuantitatif ( ±80 unsur)
Limit deteksi sampai 0,1 ppm
Aplikasi :
Untuk analisis mineral/bijih, polimer, bahan makanan, kosmetika, limbah, air, tanah, kuantitas udara, dan lainnya
Aplikasi :
Untuk analisi kadar Fe dalam pasir besi/batuan, U dalam batuan, F & Cl dalam logam dan air dan lainnya
V-VIS Spectrometer
LAMDA 15
Analisis mikro struktur dalam larutan secara kualitatif dan kuantitatif
Dapat digunakan untuk menentukan tingkat oksidasi unsur
Limit deteksi sampai ppm
LAMDA 15
Analisis mikro struktur dalam larutan secara kualitatif dan kuantitatif
Dapat digunakan untuk menentukan tingkat oksidasi unsur
Limit deteksi sampai ppm
Spektrometer Emisi
PHILLIPS PV8030
Analisis mikro unsur dalam logam dan paduan berbentuk padat masif, secara kualitatif dan kuantitatif
Dapat menganalisis 24 unsur secara simultan
Limit deteksi :
Major : > 5%
Minor : 0,01 - 5%
Kelumit : < 0,01%
RSD : 0,5 - 1%
PHILLIPS PV8030
Analisis mikro unsur dalam logam dan paduan berbentuk padat masif, secara kualitatif dan kuantitatif
Dapat menganalisis 24 unsur secara simultan
Limit deteksi :
Major : > 5%
Minor : 0,01 - 5%
Kelumit : < 0,01%
RSD : 0,5 - 1%
Spektrometer
Luminescensi
`
PERKIN ELMER LS-5B
Analisis unsur dalam senyawa organik/anorganik secara kualitatif dan kuantitatif
Limit deteksi sampai ppb
`
PERKIN ELMER LS-5B
Analisis unsur dalam senyawa organik/anorganik secara kualitatif dan kuantitatif
Limit deteksi sampai ppb
Alpha-Gamma
Spectrometer
EG&G ORTETC
Detektor Si Barrier (gamma)
Detektor HPGe (alpha)
Analisis radionuklida pemancar a dan g pada sampel padat dan larutan
Resolusi : < 2
EG&G ORTETC
Detektor Si Barrier (gamma)
Detektor HPGe (alpha)
Analisis radionuklida pemancar a dan g pada sampel padat dan larutan
Resolusi : < 2
DAFTAR PUSTAKA
http:// analisis
unsur/index.php.htm
http:// analisi
unsur/awal-mula-penentuan-struktur-adolf.html
http:// analisi
unsur/Analisis unsur _ Chem-Is-Try.Org _ Situs Kimia Indonesia _.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar